Senin, 18 Februari 2013

Versi Teks Air Gear Chapter 105


Hari itu di sebuah jalan yang sepi, seorang gadis berseragam SMA yang tak lain adalah Kururu tampak sedang berlari-lari. Nafasnya memburu, tampak jelas kalau ia kelelahan.

Setelah sekian lama berlari, Kururu berhenti sejenak, mengela nafas dan kemudian menggumam :

"Kok aku lari-lari begini?" Ternyata Kururu bahkan tak tahu alasan kenapa ia berlari.

"Sudah kuduga memang mustahil bagiku, bu" Dalam benaknya, terlintas kalimat itu.

"Benar-benar seperti orang bodoh" Ucap Kururu dan kemudian teringat akan apa yang terjadi beberapa saat yang lalu.

Air Gear Chapter 105
Teks Version by www.Beelzeta.com
--- Thanks to AGFI ---



Flashback ke beberapa saat yang lalu ...

Di sebuah ruang UKS, Kururu sedang berbaring dan tampaknya akan diobati oleh seorang perawat, perawat yang tak lain adalah Ine Makigami.

"Bagaimana Kururu? Di sini rasanya nikmat kan?
Lalu, lakukan peregangan pada paha luar di sini. Lalu," Dibanding mengobati, Makigami lebih mirip hendak memperkosa, dasar mesum.

"Aah!! Jangan!! Tidak, tolong henti," Kururu mendesah dan kemudian melawan, ia tak tahan.

"Kururu?"

"Ma, maaf bu. Tapi, aku ... Ng ..."

"Kururu, regangkan jiwa dan tubuhmu" Makigami kembali merangkul kepala Kururu dari belakang.
"Dengan begitu, pasti akan terbuka secara alami karena kamu perempuan ...
Suatu saat kamu harus menerima dan memberikan semuanya ..." Ia kemudian menyibak rambut Kururu.
"Itulah 'lari' dan emblem kita, Tool Toul To" Dan pada akhirnya, terlihat sebuah emblem menempel dahinya.

"Kita adalah parts untuk melahirkan Regalia Of Regalias yang menghubungkan langit dengan manusia" Jelas Makigami.
"Dan kamulah yang akan mewarisi Tool Toul To beserta gelar Ratu Ikrar" Lanjutnya.

Flashback berakhir, dan kini Kururu tampak sudah berada di sebuah taman.

"Jadi haus ..." Ucapnya.
"Mm, Mana mungkin aku bisa melakukannya ...
Bu guru terlalu berlebihan menilaiku ...
Habis, walau bilang Regalia Of Regalias padaku,
itu kan benda yang nggak pernah ada ...
Seperti membuat sesuatu yang nggak ada ...
Dia memaksaku masuk tim dan menyuruhku melakukan itu ...
Ceritanya jadi terlalu kacau ..." Lamun Kururu sambil minum air dari keran.

"Ng?" Kururu kaget, seorang pemuda menyerobot ikut minum dari keran yang digunakannya. Dan, pemuda itu tak lain adalah Ikki.

"Orang ini apa-apaan sih? Padahal lagi dipakai" Pikir Kururu.

"Airnya nyemprot mukamu lho!" Ucap Ikki tenang-tenang saja.

"..." Kururu terdiam.

"!?" Setelahnya, mereka saling berjauhan. Kururu berdiri di sebuah ayunan sementara Ikki berdiri di ayunan yang lain.

"Huh, padahal aku bisa menenangkan pìkiran dengan naik ayunan sendirian" Keluh Kururu. Dan kemudian, ia menyadari sesuatu setelah melihat pakaian Ikki.

"Dia satu sekolah dengan raja angin, Pasti dia kenal kalau kutanyakan, mungkin ...
Tapi kayaknya dia aneh, telanjang kaki pula" Pikir Kururu yang belum tahu kalau Ikkilah raja angin itu.

"Eh, bukan bukan!! Kok aku jadi optimis sih" Kururu sudah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Raja angin atau apalah itu.
"Ya! Memang sebaiknya kutolak!! Malam ini akan kubicarakan dengan bu guru dan bilang biar orang lain saja yang mengurus regalia itu.
Nggak apa, nggak apa kan, lagi pula banyak anak yang mau mengurusnya!" Pikir Kururu sambil berayun-ayun dengan pelan.

"!!!" Ikki ikut berayun, tapi ia lebih keras. Ikki berayun lebih keras dari Kururu.

"Huh" Ucap Ikki bangga.

"Eh!? Ekspresinya barusan seperti membanggakan kemenangan!!
Hah!!" Kururu tak mau kalah dan berayun lebih keras dari Ikki.

"Begini-begini aku sudah naik ayunan sejak dulu" Batin Kururu.

"Ugh!!" Ikki kembali tak mau kalah, ia bahkan berayun hingga keluar dari ayunannya, ia terbang jauh.

Kururu : "Eh!?"

"Terlalu cepat 2OO juta tahun bagimu untuk menantangku yang berjulukan kaisar ayunan ini, ulat plankton!!" Ucap Ikki.
"Uwoo" Ia kemudian mendarat dengan tidak mulus.

"!!!?" Kururu mendarat dengan baik.

"Hebat ... Air ...
Oh ya, tadi Hako dan Konomi bilang kalau Raja Angin terbang melewati 33M di Kyoto ...
Jangan-jangan orang ini ..." Tampaknya Kururu mulai menyadarinya.

"Aduh" Ikki mencoba untuk bangun.

"Ah, kamu baik-baik saja?
Terluka atau kena pecahan kaca atau batu?
Telanjang kaki sih" Kururu menghampiri nya.

"Telanjang kaki? Aah, tenang saja. Ini kaki besi" Ucap Ikki.

Dan kemudian, Kururu mengeluarkan berbagai macam alat-alat dari balik lengan bajunya.

"!!?" Ikki sampai kaget melihatnya.

"Hup, lho!? Ini ... Bukan begitu. Aku akan merawat lukamu. Plester di sekitar sini" Kururu kemudian mengobati luka Ikki.

"Nggak, aku masih manusia berdaging dan berdarah yang belum pernah pergi ke andromeda, jadi ..."

"Ng ... Bukan unit yang ini, kalau nggak salah di sekitar sini" Kururu memperlakukan Ikki sebagai mesin dan ia kembali mengeluarkan alat-alat lainnya.

"Uwaa, keluar lagi! Semua itu disimpan dimana!?" Ucap Ikki tak mengerti.

Dan kemudian, Ikki menyadari sesuatu ...
"Oh gitu, kamu juga main A.T ya?"

"Eh?"

"Di rumahku ada maniak mesin bernama Ume ...
Dia juga sering mengutak-atik pakai alat begini ...
Ini terpakai dengan baik ya, aah, ternyata ini dibukanya gini ...
Kamu juga ahli ya?" Ikki memulai percakapan.

"Nggak, aku ... Ng ..." Kururu sedikit malu-malu.

"Lain kali cek A.T-ku ya, dah" Pinta Ikki dan kemudian bersiap untuk pergi, mereka bahkan belum berkenalan.

"Eh, ah, anu ... Lukanya ..." Kururu hendak mencegat.

"Tenang saja, yang begini dijilat juga sembuh kok" Ucap Ikki.

"A ... Anu ... Na ..." Kururu hendak menanyakan nama namun entah kenapa lidahnya seolah tersegel.

"Ng?"

"Kamu selalu lari di sekitar sini ya?" Kururu malah menanyakan hal lain. Padahal dalam hati, ia berkata :
"Tanya namanya? Meski orang ini Itsuki Minami, aku sudah ... Sudah ..."

"Oh, aku ..."

Sebelum Ikki melanjutkan perkataannya, tiba-tiba Kazu, Onigiri dan Buccha datang mengejarnya.

"Uwoo! Ada!! Berani-beraninya kau kabur!" Bentak Kazu sambil mengejar.
"Ibu nggak akan memaafkanmu" Lanjut Onigiri.

"Aku memang bodoh, merasa lega karena sudah menyita A.T-mu"

"Sial, orang-orang ini ngotot banget, gawat" Ikki berlari kabur, meninggalkan Kururu, benar-benar tanpa sempat kenalan.

"Ah ...
Aku nggak tahu jalan pulang" Kururu ditinggal sendirian.

Drrrdt, tiba-tiba HPnya berdering.

"Uwaa, ringtone ini dari bu guru, ng, lagi-lagi nggak tahu ada di mana. Ya, ini kururu?"

"Ada permohonan darurat dari Genesis.
Ya maaf, aku juga sedang istirahat sih. Pakaian?
Pakai seragam juga boleh. Konomi dan Haku akan kesana ...
Jangan ke mana-mana ya?" Ucap bu guru lewat telfon.

"Ada ...
Apa?" Kururu bertanya.

"Ada musuh" Jawab Makigami.
"Regalia petir mengalami kerusakan besar level 5, red signal ...
Diperkirakan akan ada pertempuran besar dalam beberapa hari, Tim Tool Toul To akan sibuk ..." Jelasnya.

"Sial" Di sebelah bu Makigami, memang tampak Nue, si raja petir sedang terbaring dengan luka yang cukup parah. Bahkan regaianyapun rusak parah.

"Maaf, tapi lawannya memang berat. Ini sama sekali bukan salahnya" Ucap Spitfire yang juga ada disana.

"Aku mengerti" Sahut Makigami.

"Yoshitsune dan Benkei dari Trident sudah kuminta berkumpul di sini ...
Sekarang saatnya Genesis menyatukan kekuatannya ...
Terutama bagi kami, Kururu adalah 'kekuatan' yang tak tergantikan ...
Para miko pertempuran yang menghubungkan langit dan manusia!!" Jelas Spitfire.

----- Air gear Chapter 105 -----

Sementara itu, kini Kururu dan dua temannya terlihat sedang berada di sebuah gereja, di depan sebuah gerbang raksasa dengan patung Yesus di tengahnya.

"Inilah firman dari yang kudus,
yang benar,
yang memegang kunci Daud,
apabila ia membuka,
tidak ada yang dapat menutup,
apabila ia menutup,
tidak ada yang dapat membuka" Kururu, Konomi, Hako tampak seperti sedang melantunkan lagu pujian. Akan tetapi, sebenarnya mereka mengucapkan suatu kode.

"A-men"

Voice check : ok

Lighting check : ok

Heiht check : ok

Weight check : ok

Hair check : ok

Code : ok scan

Dari mata patung Yesus, kemudian muncul suatu scanner yang memindai Kururu dkk dan menyatakan kalau sebuanya clear.

ALL GREEN

"Lihatlah, aku telah membuka pintu bagimu"

Gerbang raksasa tersebut terbuka, Kururu dan yang lainnyapun segera masuk ke dalam.

Sumber : Beelzeta

Tidak ada komentar:

.