Jumat, 22 Februari 2013

JEEPSYCH V3 Fanfiction, Chapter 2 : "Ungkapan yang nyata"

oo JEEPSYCH V3 oo

Chapter : 02
Title : "Ungkapan yang nyata"
Rate : M
Genre : Tragedy, Crime, Suspend, Thrill, Sci-fi
Warning : Gore, Typo berterbangan, EYD asal, Fail humor, Mild language, deathfict
Disclaimer : Njsg Whilly
~~~~~~

[Cerita Sebelumnya di Chapter 1]

Setelah sampai di pertigaan.

"A-apa, ini tidak mungkin" ucap muhlis seakan tidak percaya.
Tidak ada siapa pun dijalan kampung itu. Padahal tidak ada rumah ataupun tempat untuk bersembunyi,

'dengan panjang sekitar 50m sangat mustahil mampu mencapai ujung tanpa kita ketahui, padahal durasinya hanya berbanding 1/sekian detik..siapa dia sebenarnya' gumam Muhlis dalam hati penuh dengan tanda tanya besar dihatinya.
"Ini mustahil lis..dia mengilang bagai ditelan bumi" ucap Andry kepada Muhlis yang masih terdiam menyaksikan kejadian yang baru saja mereka saksikan.



**
-- CHAPTER 02 : Ungkapan yang nyata --

[NEW CHARAKTER]

20. Faiq : siswa kelas XII B, sangat tertarik dengan ilmu kedokteran dan komunikasi.

**SELAMAT MEMBACA FANFICT INI, JANGAN LUPA KRITIK DAN SARAN**

Hilangnya Whilly masih belum dapat diterima oleh Muhlis dan Andry.

"Ndry. Aku yakin pasti dia masih beada disekitar sini, tidak mungkin dia mampu menghilang dalam waktu yang singkat! Aku tidak terima! Kita harus menemukannya" ucap Muhlis sembari memeriksa setempat.

Andry hanya mengikuti saja apa yang Muhlis katakan.
Ada 1 tempat yang mereka lupakan, yaitu celah antara gapura dengan tembok. Tempat tersebut dimanfaatkan oleh Whilly bersembunyi.
Setelah memperhitungkan beberapa kemungkinan, akhir Whilly memilih untuk keluar.

SFX : srekk..tap..tap.. (Whilly berdiri tepat dibelakang Muhlis dan Andry).

"Cih..aku tidak menyangka, JEEF-EF mempunyai dua murid ceroboh seperti kalian" tegur Whilly dengan nada mengejek.

Seperti mendengar sebuah bunyi halilintar, Muhlis dan Andry hanya mampu terdiam, dan tidak sepera berbalik.

'Si-Siapa?' gumam Muhlis dalam hati.
Ini adalah pertama kali-nya mereka mendengar suara Whilly secara langsung.
Mereka pun baru tau itu suara dari Whilly setelah mereka berbalik.

"Hoi, Lis.. Darimana dia muncul?" bisik Andry kepada Muhlis.

"Apa kau bodoh bertanya kepadaku? Jelas jelas dari tadi aku didepanmu, mana aku tau" jawab Muhlis dengan berbisik pula.

"Kenapa kalian mengikutiku?" tanya Whilly memotong pembicaraan Muhlis dan Andry.

"Si-siapa yang me-mengikutimu, mungkin hanya kebetulan, hehe iya kan Lis?" ucap Andry gugup sembari menyenggol-nyenggol pinggang Muhlis.

"Kenapa kalian lari setelah aku berbelok, seolah-olah kalian takut kehilangan jejakku?" ucap Whilly memojokkan Muhlis dan Andry.

"Kami ha .." belum sempat Andry menjawab, Muhlis sudah memotong ucapan Andry.

"Ya, baiklah.. Kami mengaku, kami memata-matai dirimu, karena kami menduga kau lah pelaku teror di SMA JEEF-EF. Tidak usah perlu bukti, tapi semenjak kedatangan dirimu, teror pembunuhan, pemerkosaan, penculikan sering terjadi" ucap Muhlis tegas.

"..." Whilly hanya terdiam bingung.

"Kami mencurigai kau dan Hamada sebagai pelakunya! Karena latar belakang kalian tidak jelas! Sikap kalian juga penuh dengan pertanyaan" lanjut Muhlis.

'Mereka tidak menyadari nyawa mereka terancam! Tapi aku tidak bisa mengatakannya sekarang, kalau kukatakan sekarang, bukannya selesai malah jadi semakin bahaya, mengingat ancaman dipelaku sangatlah vital' gumam Whilly dalam hati.

--FLASHBACK : 3 Hari yang lalu, 29 Juli 2018 ~ 03.48 p.m--

[Kamar Whilly]

Tampak Dipojok kamar sebuah meja dengan monitor, cpu, keyboard, mouse, dua speaker, scanner dan segelas soda lengkap diatasnya.
Tapi tidak terlihat Whilly disana.

--NEXT TIME--

SFX : srekk..blam..cklek.. (Seseorang masuk kekamar ini kemudian menutup dan mengunci pintunya).

Orang itu ternyata Whilly, tampak ia membawa sebuah tas tangan penuh berisi buku.

SFX : bruuggg.. (Tas itu dia letakkan diatas meja sebelah kasurnya).

Whilly hanya duduk duduk dipinggir ranjangnya,

"Haaaahhh" Whilly menghela nafas panjang sembari memejamkan matanya.
Tidak lama kemudian tanda pesan email masuk terdengar dari komputernya. Sesegera mungkin dia menujukan tangannya ke mouse dan membimbing kursor logo
'Yahoo! Mail'

"Ada 1 pesan baru, dari siapa?" ucapnya lirih.
Matanya melebar setelah membaca pesar dari orang yang mengaku sebagai 'Thielf Cyber'.

*ISI PESAN*

From : Thielf Cyber
Subjec : -
Acc : -
"Selamat sore menjelang malam..
Ketika kau melihat waktu tersenyum dimalam hari, keluarlah dari persembunyian dan berlarilah ke arah negri sakura.. 100m lagi kau akan melihat seekor ikan yang lebih besar dari sebuah apartemen. Disanalah 3 hari lagi kau akan melihat apa itu ledakan,
Waktumu hanya sampai 30° sebelum waktu tersenyum kepadamu.
Ditengah-tengah bangun tanpa sisi yang membuat ikan tetap hidup.
Ini bukan gurauan.. Atau candaan, jangan coba-coba melapor polisi atau aparat lainnya, kalau tidak ingin melihat teman-temanmu tewas mengenaskan".

"Sial.. Ini tidak bisa dianggap remeh" gumam Whilly kesal.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Whillysegera menuju kearah yang ditujukan kepadanya.
Tempat itu adalah ...

--FLASHBACK SELESAI--

"Hoi, kenapa kau hanya diam! Kau takut karena kedokmu sudah terbongkar ya!" ucap Muhlis dengan nada tinggi membuat Whilly tersadar.
Setelah melihat jam lengan tangannya yang sudah menujuk ke arah 4.

'Aku baru sadar, sekarang tepat 4 hari dari pesan itu dikirim, berarti hari ini bom itu diledakkan' gumam Whilly dalam hati.

"Aku tidak punya banyak waktu sekarang! Kita bicarakan lain hari.." ucap Whilly kemudian berlari dengan segera meninggalkan Muhlis dan Andry.
Andry sempat meraih bajunya, mencoba menahan tetapi gagal juga.

"Kejar Ndry!" ucap Muhlis kebingungan.

"Kau tenang saja Lis" ucap Andry datar sembari memasukkan kedua tangannya kesaku celana.

"Apa yang kau pikirkan, ini masalah yang serius! Dia pasti ingin kabur! Padahal kita sudah hampir membongkar kedoknya, cuih!" ucap Muhlis geram.
Wajah Andry tampak senang dan memberikan senyum kemenangan kepada Muhlis.

--[SCREEN BERPINDAH DI LOBBY SMA JEEF-EF]--

Tampak Anton dan Yusuf didepan pintu lab. Musik dengan keadaan putus asa.

"Sudah lebih dari 2 jam kita disini Suf! Tapi belum merubah apapun, clue nya terlalu sederhana.." ucap Anton mulai lemas.

"Benar, clue-nya terlalu sulit untuk kita, 12=6 dan 6=3.. Jadi 4= berapa suf? Apa mungkin 2?" ucap Anton sembari menunjuk angka 4 didalam kotak kombinasi.

"Benar juga.. Semuanya dibagi dengan 2, berarti benar, isinya adalah 2" ucap Yusuf membenarkan. Tanpa menunggu lagi Anton segera menekan angka 2 pada box combination.

SFX : duunggg.. Sorry youre into false answer, please try again.. (Begitulah kurang lebihnya suara dari box combination).

"Ha! Salah ton, jadi? Apa dong jawabannya?" ucap Yusuf pasrah.

SFX : tap..tap..set.. (Sebenarnya kode itu sangat mudah, kuncinya adalah hitung

jumlah huruf penyusun angka tersebut dalam bahasa inggris tentunya" Seorang pria yang berdiri 3m dari Anton dan Yusuf mencoba menjelaskan.
Laki-laki itu adalah Victor, teman sekelas dari Anton dan Yusuf, Victor memang ahli sejarah.
Dia dapat mengetahui perkembangan kode kombinasi.

"Apa maksudnya Tor?" ucap Yusuf.

"Kau tinggal menghitung jumlah huruf penyusun angka tersebut, misalkan disana tertera angka 6 dapat dibaca SIX, penyusunnya adalah 3 huruf, maka yang harus kau jawab adalah 3, begitu seterusnya" ucap Victor menjelaskan.

SFX : tap..tap..tap.. (Victor melangkah menjauh dari Anton dan Yusuf).

"Masuk akal juga sih.." ucap Anton sembari menganggukkan kepalanya.

--NEXT TIME--

Ternyata kombinasi kode sudah ganti nomer menjadi 8, langsung saja Anton menekan angka 5.

SFX : ckreekk..jduumm.. (Pintu ungu itu terbuka lebar).

"Kau lumayan cerdas juga ya! Hahaha" ucap Yusuf senang.

"Sekarang kita masuk?" Anton bertanya kepada Yusuf.

"Apapun resikonya, aku sudah berjanji untuk memecahkan misteri ruangan ini.." jawab Yusuf tegas.

"Kalau begitu segera, pintu ini di set timer, lihatlah" ucap Anton sembari menujuk kearah timer up di box combine.

Tidak menunggu lagi, Anton dan Yusuf segera melangkah memasuki ruangan.
6
.
.
5
.
.
4
.
.
3
.
.
2
.
.
1
.
.
BLAAMMM.. (Pintu pun tertutup secara otomatis).
Ruangan itu tampak gelap dan lembab, makhlum sudah 2tahun ini tidak dipakai karena ruang musik dipindah di lantai 1.

"Apa-apa.an ini suf! Kita terkunci disini, bersuara pun percuma, ruangan ini kedap suara, gimana suf?" tanya Anton mulai gelisah.
Tapi tidak ada jawaban dari Yusuf.

Karena kondisi ruangan yang gelap, sangat menyulitkan Anton untuk melihat sekitarnya.
Yang bisa dilakukan hanyalah memanggil-manggil nama Yusuf dan meraba-raba sekitar, dengan penuh kewaspadaan, Anton melangkah perlahan-lahan sembari bertumpu pada tembok yang dari tadi ia raba.

"Suf, kamu dimana suf, jangan bercanda deh..!" ucap Anton mulai panik.
Semakin dia berjalan masuk semakin lembab juga ruangan itu, seolah tidak memberi udara sedikit pun kepada Anton.

SFX : set..duukkk..brukk.. (Terdengar suara seseorang terjatuh).

Ruangan pun menjadi sunyi, seseorang memukul tengkuk Anton hingga membuatnya terjatuh.

"hn..hihi" terdengar bisikan tawa seorang laki-laki didalam pekatnya ruang itu.

SFX : tap..tap..ckrekk..jduumm.. (Suara langkah kaki membuka sebuah pintu didalam ruangan itu).

--SCREEN BERPINDAH KE SEBUAH KANTIN DI BERANDA SMA JEEF-EF--

[Kantin Jeef-ef ~ 2 Agustus 2018, 05.50 p.m]

"Kapan kau mau pulang put?" tanya seorang perempuan kepada perempuan disampingnya.

"Umm..mungkin sekitar 10 menit lagi" jawab perempuang yang bernama Puput itu.

"Kalau gitu, kita barengan aja ya pulangnya? Mau enggak? Nanti sekalian anterin aku beli buku" ucap perempuan bernama Ritma kepada Puput.

"Oh, boleh deh, sekalian nanti aku juga mau beli pulpen" jawab Puput sembari memasukkan buku-buku dan peralatan lainnya.

"Perhatian-perhatian, kelas exstra kulikuler memasak hari ini cukup disini, bu Sandra tadi bilang, untuk pertemuan minggu depan, harap membawa soda dan tepung, ada yang mau ditanyakan?" jelas Nindy kepada murid lainnya.

"Tepung apa ya? Kanji, terigu, beras, atau tepung apa?" tanya Azki kepada Nindy setelah mengacungkan tangan.

"Tadi bu Sandra bilang, kalian bawa tepung apa saja bebas, minimal 100gram" jawab Nindy.

"Ada yang mau ditanyakan lagi?" ucap Nindy.

"Oke, kalau memang sudah tidak ada, kalian boleh pulang.. Terimakasih" ucap Nindy sembari melangkah ke tempat duduknya.
Satu persatu dari mereka pun meninggalkan ruangan.
Hanya tingkal Dyah, Azki, Dan Nindy.

"Kalian sudah dengar kabar mengenai komunitas yang dibuat kak Idha belum?" tanya Nindy kepada Azki dan Dyah.

"Komunitas apa? Anti pelecehan terhadap wanita?" ucap Dyah.

"Iya, Anggi juga kayaknya ikut berperan" kata Nindy.

"Kalau menurutku, komunitas itu justru semakin membuat kaum wanita terancam, kenapa? Karema kaum pria akan merasa tertantang dengan perlawanan kita" ucap Azki memberi pendapat.

"Opini yang bagus, tapi kita juga harus mensupport usaha mereka" tutur Nindy sembari melangkah keluar.
Azki dan Dyah pun menyusul keluar juga.

[Halaman Depan SMA JEEF-EF]

"Gung.. kamu tau gag Anton dah pulang belum?" tanya Eri kepada Agung yang terlihat duduk-duduk di bangku depan sekolah.

"Wah, maaf.. Saya gag sekelas sama Anton, coba tanya sama temen sekelasnya" jawab Agung sembari celingukan mencari orang.

"Nah, tanya sama mereka aja mas" ucap Agung lalu menunjuk Ritma dan Puput yang sedang berjalan
menuju gerbang utama Jeef-ef.

SFX : tap..tap..tap..tap.. (Eri tengah berlari kearah Puput dan Ritma).

"Mah..afh..bolehh tanya gagh?" tanya Eri tersenggal-senggal.

"Tanya apa mas?" jawab Ritma.

"Kalian teman sekelasnya Anton kan? Anton dah pulang belum?" tanya Eri.

"Anton? Udah deh mas kayaknyak.." jawab Ritma.

"Oh, ya sudah, makasih ya dik" kata Eri lalu berlari kehalaman belakang sekolah.

"Sama-sam..a" jawab Ritma.

Kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka.

--SCREEN BERPINDAH KE PENGEJARAN HAMADA--

[Vandalen st. 06:02 p.m]

"Zan, udah dapat kabar dari Andry?" tanya Arif kepada Fauzan.

"Belum Rif" jawab Fauzan.

"Kita gimana ini, dari tadi nungguin Hamada beli buku gag selesai-selesai" kata Arif mengeluh.

"Udah, kita tunggu aja..toh orangnya kelihatan tuh" kata Fauzan sembari menujuk kearah Hamada yang ada didalam toko.
Arif dan Fauzan sudah hampir 1 jam penuh mengawasi Hamada dari luar toko.

--NEXT TIME--

Akhirnya Hamada keluar juga dari toko, itulah point yang ditunggu oleh Arif dan Fauzan.
Arif dan Fauzan berjalan 20m di belakang Hamada, mengamati setiap gerak-geriknya.

"..." Tampaknya Hamada mulai menyadari bahwa dirinya diikuti.

SFX : sreekkk..tap.. (Hamada berhenti mendadak).

"Kok dia berhenti Rif?" tanya Fauzan kepada Arif.

"Kenapa kalian mengikutiku?" ucap Hamada datar.
Karena merasa dari tadi mereka aman, Arif dan Fauzan clingak clinguk mencari orang disekitar.

"Selain dia, disini cuma ada ada kita Rif" bisik Fauzan kepada Arif.

"Kalian mencari siapa? Yang aku maksud itu kalian! " Gertak Hamada.

"Ka-kami tidak memata-mata.i mu kok, kebetulan kami mau jalan kesana.." jawab Fauzan sembari menunjuk kearah depan.
Karena Hamada sudah tau maksud mereka memang mengikutinya, Hamada pun sedikit berakting.

"Ahh..sial, buku yang aku beli tertinggal, kalian duluan saja" ucap Hamada kemudian melangkah kembali.

"Sialan! Bagaimana ini Rif?" tanya Fauzan.

"Mau bagaimana lagi? Kita hanya bisa jalan lurus, sudah terlanjur" ucap Arif sembari melangkah lunglai.

Disisi lain-nya Hamada hanya dapat tersenyum penuh kemenangan, dalam hatinya pun bertanya-tanya.. Apa yang sebenarnya mereka inginkan dari dirinya.

--SCREEN BERGANTI KE HALAMAN BELAKANG SEKOLAH--

Dibawah sebuah pohon kenari 4-5 orang laki-laki sedang berbincang.

"Cuih, menangkap Anton saja pada gag becus.. Kalau tidak dilenyapkan, kita dalam bahaya, kenapa? Karena dia satu dari 3 orang yang mengetahui komunitas kita.. Bisa dibilang juga dialah yang paling berbahaya dibanding 2 lainnya" ucap Javier kepada 4 orang lainnya" ucap Javier kesal.

Sebagai seorang pimpinan dia mengetahui seluruh informasi penghuni SMA JEEF-EF.

"Begini saja, mulai detik ini kita berpencar dalam bergerak.. Kalian adalah orang-orang yang paling aku percaya mengemban tugas ini" pungkas Javier.

"Aku bersama 3anggota lainya ada didivisi 1, misi kami menangkap orang itu"

"Muh.arif dan Ridlo berada didivisi 2, misi kalian menangkap dan mengorek informasi dari dia" ucap Javier sembari menunjukkan foto seseorang.

"Maaf bos, bukannya target kita hanya perempuan kenapa sekarang kita juga memburu laki-laki? Bos sudah mulai ..." ucapan Faiq terhenti seketika melihat tatapan Javier yang begitu dingin.

"A-aku paham" lanjut Faiq kemudian menundukan kepalanya.

"Kalian kalian.. Eri dan Faiq kalian ada didivisi 3, tugas sama dengan divisi 2, hanya saja..orang ini yang jadi target kalian" kata Javier menunjukkan sebuah foto.

"Untuk masalah Anton, aku sudah mengutus 5 anggota dibawah pimpinan Ivan untuk memburunya, tapi sampai sekarang juga belum ada kabar" ucap Javier.
Tidak lama kemudian datang seorang perempuan kearah gerombolan itu.

"Aku punya kabar yang mungkin menguntungkan bagi kita" ucap perempuan itu.

"Kabar apa?" tanya Javier.

"Besok sekolah ini akan mengadakan camping, dan semua akan mengikutinya" terang perempuan itu.

"Hahaha, jadi begitu? Ini kabar yang sangat baik, adikku kau sangat jenius" kata Javier kepada perempuan yang dipangilnya adik itu.

"Ahahaha..siapa dulu dong.. Azki" ucap perempuan yang ternyata bernama Azki itu.
Siapa yang menyangka, sifatnya yang pendiam adalah tutup dari sifat aslinya yang begitu licik.

--NEXT TIME--

"Baik mulai sekarang kita bergerak sesuai divisi yang sudah aku bagi tadi.. Ada yang mau ditanyakan?" kaja Javier.

"Apa kau juga akan ikut camping besok?" tanya Ridlo kepada Javier.

"Tentu! Aku yang notaben.nya masih menjadi murid sekolah ini tidak akan menyia-nyiakan kesempatan besok, aku akan membuat camping besok menjadi, CAMPING YANG PALING DIKENANG SEKOLAH INI, gyahahaha" ucap Javier begitu bengis.

Akhirnya mereka melangkah meninggalkan TKP, sesuai divis yang sudah Javier bentuk.
Sementara itu Javier dan Azki masih terdiam ditempat itu.

"Kau cari informasi terakurat mengenai camping besok" ucap Javier.

"Oke kak" jawab Azki kemudian berlari kehalaman depan sekolah.

"Hmm..haahhh" Javier menghela nafas lega dan medangakkan kepalanya.

Dan kemudian tersenyum sini menatap langit, tidak lama kemudian dia melangkah menuju markas mereka.

--SCREEN KEMBALI KEPADA WHILLY--

[Selokan Mataram, 06.31 p.m]

"Hah..hah..hah" Whilly tampak terengah-engah berlari menyusuri jalan di selokan mataram.

E-mail tantangan dari orang misterius 3hari silam masih tampak jelas membayangi pikirannya.
Dia yakin yang dimaksud orang itu adalah bom.

'ketika waktu tersenyum dimalam hari..mungkin yang dimaksud adalah jam 10 lebih 10menit, karena jarum jam terlihat tersenyum' gumam Whilly dalam hati.

'Sebuah tempat yang mampu memandangi seluruh dataran, apa yang dimaksud..'

'Ikan raksasa terlihat dari kulit-nya itu, apa yang dimaksud gedung? Gedung yang tertinggi'

SFX : tap..sreekkk.. (Whilly menghentikan langkahnya dan memandangi sekitarnya).

'Itu dia..aku harus cepat!' gumam Whilly sembari melanjutkan larinya.

**

MAAF BUAT TOKOH YANG BELUM TAMPIL, HEHE
INI CUMA CHAPTER SELINGAN..
NANTIKAN CHAPTER-CHAPTER SELANJUTNYA YANG LEBIH SERU LAGI.

**

TO BE CONTINUE ..
[Dukung fanfict ini agar dapat terus saya update! Caranya copas ke semua grup dan fanspage kalian, beritahu teman kalian tentang fanfict ini, agar terus eksis, thanks before]

3 komentar:

Anonim mengatakan...

ditunggu lanjutannya mas, ceritanya keren.

Anonim mengatakan...

bagus om.. Ditunggu lanjutannya.

Anonim mengatakan...

keren ndro!

.